Wabah Covid-19 sebetulnya lebih dekat ke awalnya dibanding akhir hanya karena sejumlah kecil dari komunitas global yang sudah divaksin, kata pakar pandemiologi AS Larry Brilliant.
“Aku berpikir kita lebih dekat ke awalnya dibanding akhir pandemi, dan itu bukan lantaran variasi yang kita saksikan saat ini bakal bertahan sepanjang itu,” kata Dr Brilliant ke aliran informasi CNBC. “Terkecuali kita memvaksinasi seluruh orang di lebih dari 200 negara, masih bakal ada variasi baru,” ucapnya.
Kami memperlihatkan jika cuman 15 % dari komunitas dunia yang sudah diinokulasi dan sekitaran 100 negara sudah memvaksinasi cuman 5 % dari komunitas mereka.
Dr Brilliant, yang bekerja untuk memberantas cacar bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mengingatkan ada wabah di tahun 2006, memperkirakan jika virus corona bakal usai jadi “virus selama-lamanya” seperti influenza.
Kami menjelaskan variasi Delta dari coronavirus “kemungkinan virus paling menyebar” yang sempat ada. Tetapi, berita baiknya ialah jika vaksin – khususnya yang memakai tehnologi messenger RNA (mRNA) – efisien menantang variasi yang pertama kalinya diketemukan di India.
AS bergelut dengan kenaikan variasi Delta yang sudah menyebabkan kasus setiap hari naik ke tingkat paling tinggi 6 bulan. Negara ini sudah memberikan laporan rerata 100.000 infeksi sesudah variasi Delta capai negara sisi selatan yang berusaha dengan tingkat vaksinasi yang rendah.
Dr Brilliant memperlihatkan jika “kurva pandemik berupa V kebalik” di San Francisco dan New York menunjukkan variasi delta menebar secara cepat, tapi mulai menyusut sesudah jalankan calon yang rawan. Pakar pandemiologi mengingatkan semakin banyak variasi di masa datang, mengarah pada pemakaian huruf Yunani oleh WHO untuk memberikan cap variasi.
“Aku mengingatkan beberapa orang jika ini ialah variasi delta dan kami belum kekurangan huruf Yunani hingga kemungkinan ada lebih banyak yang bakal tiba,” ucapnya seperti diambil CNBC. Kami menjelaskan peluang “variasi super” – sangat membahayakan dibanding Delta dan yang dapat menghindar kebal vaksin – rendah, tapi bukan suatu hal yang bisa dikesampingkan.
“Ini ialah kejadian musibah bila terjadi, kita wajib melakukan semua peluang untuk menghindarinya,” kata Dr Brilliant. “Dan itu memiliki arti membuat seluruh orang divaksin — enggak cuman di lingkungan Anda, enggak cuman di keluarga Anda, enggak cuman di negara Anda, tapi di penjuru dunia.”
Dr Brilliant memperlihatkan jika, sementara beberapa negara dengan tingkat vaksinasi rendah perlu tingkatkannya, kelompok lain dari beberapa orang yang divaksin penuh memerlukan suntikan ke-3 atau booster “selekasnya.”
Kamu menjelaskan jika mereka yang berumur 65 tahun ke atas dan divaksin komplet lebih dari 6 bulan lalu, bakal memerlukan suntikan ke-3 karena mereka kemungkinan sudah lemahkan mekanisme kebal. “Kelompok orang berikut yang kami saksikan membuat beberapa perubahan saat virus melalui badan mereka,” ucapnya.
Dr Brilliant menjelaskan beberapa orang ini perlu dikasih booster “selekasnya – sekencang mengalihkan vaksin ke beberapa negara yang belum mempunyai peluang yang tinggi sekali untuk membeli atau mempunyai akses ke situ.”