Faisal Basri dalam seminar virtual di hari Jumat menjelaskan kekeliruan khusus Indonesia dalam tangani wabah COVID-19 ialah pendekatan awalan yang tempatkan ekonomi negara di atas kesehatan warga.
“Kekeliruan ini terjadi semenjak awalnya. Ini perpanjang wabah dan lebih buruk karena ekonomi jadi figure dewa dan investasi dipuji,” kata Faisal Basri dalam seminar online pada 16 Juli.
Keliruan Tangani Wabah Covid19 Tidak Disadari Secara Cepat
Dia menyampaikan hal tersebut kelihatan dari susunan kepanitiaan yang bekerja tangani wabah yang dipanggil komite pengatasan COVID-19 dan perbaikan perekonomian nasional (KPC-PEN) yang dipegang oleh Menteri Koordinator Sektor Ekonomi Airlangga Hartarto.
Status ketua eksekutif dikasih ke figur ekonomi yang lain, Menteri BUMN Erick Thohir, sedang status sekretaris panitia diambil oleh Raden Pardede dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Faisal Basri memandang pemerintahan tidak berhasil mengaku saran dari faktor kesehatan, khususnya karena PPKM darurat (Limitasi Aktivitas Biasa) dipegang oleh Menteri Koordinator Sektor Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
“Beberapa suara dari bidang kesehatan enggak diacuhkan. Apa lagi saat Luhut bicara, seluruh orang bakal diam. Dan [dia] cuman ingin dengarkan saran yang kamu gemari,” kata Faisal Basri pada acara itu.
Lambannya tanggapan pengatasan wabah COVID-19, sambungnya, mengakibatkan kemajuan ekonomi Indonesia relatif lamban dibanding negara lain..
Presiden Joko “Jokowi” Widodo di hari Rabu memperjelas jika kunci ke arah perbaikan perekonomian dengan menuntaskan permasalahan fundamental dengan wabah Covid-19, yakni kesetimbangan di antara ekonomi dan kesehatan warga. Ekonomi enggak bakal sembuh bila wabah enggak bisa dibendung.
“Seluruh orang harus siaga dan enggak cuman bicara mengenai ekonomi, ekonomi, dan ekonomi,” kata Presiden pada acara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada 30 Juni. “Tetapi tidak boleh cuman memandang dari faktor kesehatan dan meremehkan faktor ekonomi. Ke-2 faktor itu harus jalan bersama-sama.”
Mencuplik data terkini Gugusan Pekerjaan Pemercepatan Pengatasan Covid-19 Indonesia, jumlah kasus pada minggu ini capai 125.396 kasus, semakin tinggi dibanding gelombang pertama Covid-19 Januari 2021 yang menulis 89.901 kasus.
Gugusan pekerjaan menjelaskan jika ini mengidentifikasi gelombang ke-2 penyebaran virus corona di Indonesia dengan kenaikan 381 % atau 5 kali lipat di antara jumlah kasus paling rendah dan pucuknya dalam kurun waktu enam minggu.