Kita sebagai anak, sering sekali kita berpikir soal diri kita. Kita hanya berpikir soal ego kita, keinginan kita. Tanpa memikirkan orang lain. Tanpa memikirkan apa maksud dan tujuan orang lain kepada kita. Tanpa kita memikirkan sebenarnya orang lain bertindak seperti itu karena mereka peduli pada kita. Tapi kita hanya memikirkan perasaan kita dan ego kita sehingga merasa mereka jahat, mereka kejam. Mereka tidak memikirkan perasaan kita.
Sebagai Orang Lebih Dewasa Kita Harus Bisa Mengarahkan Anak-Anak Menjadi Lebih Baik
Ya semua itu wajar saja. Karena sebagai anak-anak, kita akan berpikir apa yang terlintas di pikiran kita. Kita sulit berpikir panjang, apalagi berpikir dan melihat dari sudut pandang orang lain. Karena semua itu akan ada masanya. Akan ada masa dimana anak-anak akan sampai pada tahap dimana mereka bisa melihat sesuatu semakin luas lagi. Mereka bisa melihat semua lebih jernih, dengan pikiran dingin. Dan mereka bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Semua itu akan ada saatnya. Jadi saat seorang anak masih memikirkan ego mereka, ya itu wajar. Karena itu adalah momen atau saat mereka berpikir seperti itu.
Jadi sebagai orang yang lebih dewasa, atau sebagai orang tuanya, kita juga tidak boleh terbawa keadaan, terbawa akan situasi dan kondisi. Kita tidak boleh terbawa atau terpancing akan pikiran dan ego dari anak. Kita harus bisa mengendalikan diri, dan memberikan penjelasan akan apa yang dipikirkan anak. Kita harus bisa memberikan nasehat dan arahan kepada anak. Kita perlu memberikan jawaban kepada anak akan apa yang menjadi pertanyaan di kepala si anak. Kita perlu memberikan penjelasan akan hal yang membuat anak menjadi tidak terkendali.
Karena saat anak berpikir egonya, saat anak tidak mendapatkan apa maksud dari nasehat kita atau dari suatu hal. Mereka membutuhkan jawaban, arahan akan itu. Sehingga mereka bisa mengerti dan damai dengan pikiran mereka. Jadi kita sebagai orang yang lebih dewasa harus bisa melakukan itu. Bisa memberikan penjelasan akan itu. Sehingga anak tidak akan larut dengan emosinya dan egonya yang tidak terarah.