Berbicara soal kakak beradik. Banyak sekali orang berpendapat bahwa anak bungsu memang sangat beruntung. Mereka sangat manja. Merek menjadi raja atau ratu di dalam rumah. Dimana apa pun keinginannya, ditiruti oleh orang tua, karena sebagai anak paling kecil. Dan kadang timbul perasaan iri, atau kesel pada saudara sendiri. Atau tidak perasaan kesal. Dimana ada perlakuan yang tidak adil antara anak pertama, kedua atau ketiga dan seterusnya. Memang pada umumnya begitu. Tapi tidak semua juga anak bungsu begitu.
Tidak Selamanya Anak Bungsu Itu Selalu Dimanjakan Dan Manja
Saya akan menceritakan bagaimana posisi dan perasaan sebagai seorang anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan dalam 5 orang bersaudara. Jika orang menyakan anak keberapa dari berapa bersaudara. Dan saat saya menjawab, wajah mereka, atau raut wajah lawan bicara akan sedikit terkejut kalau saya bilang saya anak terakhri dari 5 bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Seperti seketika di pikiran mereka wah manja banget pasti ini orang. Ya wajar orang berpikir seperti itu. Karena pada sebagian besar kejadian yang terjadi seperti itu. Tapi tetap tidak bisa disama ratakan. Dan standar manja di setiap keluarga juga berbeda-beda bukan.
Bisa saja di keluarga, standar manja bagi mereka adalah, saat si anak meminta apapun, di kasih. Apapun yang anak anda lakukan, baik itu benar dan salah, kadang orang tua selalu membenarkan. Dan bahkan tidak mau membiarkan anaknya keussahan. Tapi ada juga keluarga yang standar manjanya adalah, dimana anak bungsu hanya mendapatkan kompromi. Misalnya saat di suruh sesuatu, tapi saat dilakukan tidak beres, atau tidak begitu baik hasilnya, orang tua masih bisa memberikan kompromi, toh anak paling kecil juga. Tapi giliran kakak-kakaknya berbuat salah, langsung dimarah habis-habisan. Ada juga seperti itu.
Untuk saya pribadi, saya sebagai anak bungsu, dan satu-satunya perempuan, rasanya tidak semanja itu. Pun kalau manja, masih yang sewajarnya anak perempuan. Selebihnya saya tidak mau dipandang manja, sehingga saya berusaha untuk melakukan segala sesuatu sendiri. Belajar untuk tanggung jawab. Sehingga orang tua atau saudara lainku pun memandangku bukan anak kecil yang harus ini itu.