Vaksin Moderna menjelaskan suntikan booster vaksin Covid-19 hasilkan tanggapan anti-bodi “kuat” pada variasi delta yang paling menyebar, menurut pemerincian riset yang di-launching Kamis dengan laporan penghasilan kwartal ke-2 perusahaan.
Eksperimen Menyatakan Bahwa Vaksin Moderna Akan Sangat Tepat Dalam Melawan Varian Delta
Dalam eksperimen babak dua, Moderna sedang mengetes jumlah 50 mikrogram dari 3 calon penguat vaksin pada perseorangan yang awalnya divaksin. Shooting booster hasilkan tanggapan imun yang prospektif pada tiga variasi, terhitung delta, dengan tingkat anti-bodi dekati yang kelihatan ke orang yang awalnya enggak divaksin yang terima dua jumlah 100 mikrogram, kata perusahaan itu. Data sudah diberikan ke jurnal peer-review untuk publisitas, ucapnya.
Data baru mengenai booster ada saat variasi delta menebar di sejumlah negara, terhitung Amerika Serikat. Pusat Pengaturan dan Penangkalan Penyakit menjelaskan variasi ini menyebar seperti cacar air dan bisa membuat orangtua lebih sakit, bahkan juga bila mereka sudah divaksin seutuhnya.
Dalam slide yang mengikuti laporan penghasilan Kamis, Moderna menjelaskan faksinya memprediksi variasi itu bakal ke arah pada kenaikan infeksi inovasi, yang terjadi pada perseorangan yang divaksin.
“Walau kami memandang kemanjuran Babak 3 yang bertahan lama sampai enam bulan, kami mengharap titer penetralisir bakal semakin berkurang dan pada akhirannya berpengaruh pada kemanjuran vaksin,” kata perusahaan itu. “Ingat persilangan ini, kami yakin booster jumlah 3 peluang bakal dibutuhkan saat sebelum musim dingin.”
Warga Amerika Serikat Telah Mendapatkan Vaksin Moderna Sampai 65%
Beberapa orang di AS telah mendapati langkah untuk amankan suntikan booster di tengah-tengah kekuatiran mengenai delta. Dan juga data menyebutkan bahwa warga Amerika Serikat telah mendapatkan vaksin mencapai 65%. Tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia di hari Rabu minta beberapa negara kaya untuk hentikan distribusi suntikan penguat Covid, dengan argumen ketidakadilan vaksin di penjuru dunia.
Moderna menjelaskan di hari Kamis jika analitis akhirnya study babak ke-3 nya mendapati jika vaksin dua jumlah itu efisien 93%, dengan kemanjuran “masih tetap bertahan lama” sampai 6 bulan sesudah jumlah ke-2 .
Sebagai perbedaan, Pfizer dan BioNTech menjelaskan kemanjuran vaksin mereka turun jadi sekitaran 84% 6 bulan sesudah suntikan ke-2 .